Jumat, 22 April 2011

Is there any LOVE for me ? [chapther 1]

Author: Eonni k4D / @Eonn1k4D / facebook / blogspot
Rating : T
Genre : Romance
Leght  : Chapthered

Cast
Kang Min Hyuk
Jessica 
Other cast
Jung Yong Hwa
Lee Jong Hyun
Lee Jung Shin
Seo Hyo Rim
Kim Tae Yeon

Pernah diposting di: http://ffcnblue.blogspot.com
Disclamer : Member CNBlue adalah aseli benar milik Tuhan, tapi saat ini karakter mereka aseli milik author. Mianhe jika ada istilah kedokteran yang salah, mohon koreksinya.Selamat membaca dan jangan lupa komentnya ya :)
Note : BACHELOR CNBLUE series
           I Think .. I Love You [ Jung Yong Hwa story 1-6 ] 
           Love You ... Baby [ Lee Jong Hyun story 1-9 ]
           Is there any LOVE for me ? [ Kang Min Hyuk ]




Guyuran hujan seakan mengiringi kesedihan para pelayat yang berjubel di rumah duka Yeong Won Eulo (Menuju Keabadian). Hartawam Kim Byong Ah baru saja meninggal karena sakit. Tidak disebutkan dia sakit apa, mungkin begitulah orang2 kaya dan terkenal selalu menyembunyikan fakta-fakta dari media.

Berjajar di ruang duka 4 namja anak Kim Byong Ah. Jung Yong Hwa, Lee Jong Hyun, Kang Min Hyuk dan Lee Jung Shin. Marga mereka memang berbeda karena terlahir dari ibu yang berbeda. Kim ahjussi mempunyai 3 istri, semua pernikahannya berakhir dengan perceraian dan ketiganya mantan istrinya tidak mau anak mereka menyandang marga sang suami. Dari keempatnya Lee Jong Hyun dan Lee JungShin yang terlahir dari satu ibu.

Tak ada tangisan menyayat hati yang mengiringi kematian itu. Semua tampak datar dan tawar hingga prosesi pemakaman selesai.

MinHyuk pov

“ Hyung, kita ditunggu pengacara tuh .” kataku pada YongHwa hyung yang akan pergi ke kamarnya. Kamar yang dulu ditempatinya sewaktu masih tinggal di rumah besar ini.

“ Apa harus sekarang pembacaan wasiatnya. Nggak bisa di tunda besok, aku capek sekali hari ini .” jawab YongHwa hyung agak kesal. bagaimana nggak capek. Tamu yg berdatangan setelah pemakaman Ayah mereka terus mengalir.

“ Ahjussi itu besok akan ke Busan. Dan katanya harus malam ini juga .” timpal  JongHyun hyung. Sedangkan dongsaengku JungShin hanya diam di sudut  ruang menatap kami ke3 hyungnya.

“ Ah nggak apa-apa kalau di bacakan sekarang tuh wasiat. Daripada kita nunggu esok hari. Makin cepat di bacakan makin cepat kita pulang. Kajja.” kataku menengahi dan berjalan menuju ruang kerja appa yg mewah. Dari karpet sampai furniturnya semua kualitas nomer 1 kalau bisa dibilang semua import. Di balik meja kerja, pengacara Appa yg sedang memilah kertas2 yg katanya surat wasiat sang Abeoji. Ahhh ..

 “ Oke krn sudah hadir semua maka akan saya bacakan saja isi surat alm ayah kalian .”

“ Dengan tidak keadaan di paksa ataupun penuh tekanan saya Kim Byong Ah membuat surat wasiat ini untuk di patuhi ke empat anak saya ...Yong Hwa, Jong Hyun, Min Hyuk dan Jung Shin …. Bahwa … blab la bla .” hanya helaan nafas terdengar menimpali suara ahjussi yg cempreng itu

“ Jadi jika di antara kalian berempat salah satu saja tidak mematuhi isi wasiat ini, maka keseluruhan wasiat ini akan batal dan seluruh property yg tercantum dalam wasiat ini akan di sumbangkan pada yayasan yg di tunjuk …. Bla blab la .. “ Oouughh khas kediktatoran appa. Aku tidak peduli kalau semua akan di sumbangkan terlebih kulihat hyungku dan JungShin juga cuek. Berarti mereka akan sepakat melepas warisan ini. Bereslah sudah ..

“ Khusus untuk YongHwa-ssi. Jika dia menolak maka Seo Hyo Rim-ssi di persilahkan keluar dari rumah ini dan harus mengganti biaya hidup sebesar 3 juta won serta mengganti biaya kuliah yg pernah dikeluarkan  Kim Byong Ah. Namun jika YongHwa-ssi menerima warisan ini maka dia harus tinggal dirumah ini selama sekurang kurangnya 1 tahun dan Seo Hyo Rim tidak akan mengganti biaya apapun serta di perbolehkan tinggal selama dia mau dan menerima uang saku 1juta won pertahunnya .”

“ MWOO … .” teriak YongHwa hyung kaget. Siapa Seo Hyo Rim ? Kulihat ahjussi pegacara mengedikkan bahu menunjuk sudut ruang. Dan di pojok yg agak tak terlihat duduk yeoja berpakaian hitam. Pantas aku tidak melihatnya krn tertutup bayangan lemari. Siapa ya dia.

“ Hmm jadi hanya begini saja ?.” kata JongHyun hyung santai sambil ngeloyor pergi JungShin dan akupun mengikutinya.

“ Hai kalian mau kemana ?.” tegur YongHwa hyung.

“ Aku sudah nggak ada urusan disini Hyung. Jadi aku akan pulang ke apartemenku .” jawab JongHyun hyung.

“ Kau ?.” tanya YongHwa hyung entah padaku atau JungShin.

“ Idem. Aku mau pulang ke rumahku sendiri. Bye Hyung .. urusi aja warisanmu itu .” jawabku santai sedang JungShin hanya melambaikan tangannya.

Kami bertiga meninggalkan YongHwa hyung mengurus warisannya yang berupa rumah ini. Rumah yang sewaktu kecil pernah aku tinggali. Tapi tidak masalah bagiku jika hyung yang mewarisinya karena aku tak merasa punya ikatan batin yang erat dengan rumah ini. Satu lagi tambahan warisan YongHwa hyung. Yeoja cantik itu .. ahh aahh.

***

Author pov

“ Ayo sayang buka mulutmu. Nanti kuberi balon seperti kemarin dech.” rayu Jessica  pada pasien mungilnya.

“ Aku nggak mau ah noona. Obat itu pahit. Hueekss hueekkss.” tolak Andrew sambil menirukan gaya orang muntah. Jessica tersenyum geli melihatnya

“ Tapi kalau kau tidak minum obat ini, maka kau tak akan sembuh2 dan kau tidak bisa ikut liga sepakbola bulan depan. Hayoo bagaimana ? Mau minum obat atau tidak ikut Liga ?.” kata Jessica membujuk lagi. Andrew mengernyitkan kening seolah berpikir keras.

“ Baiklah, tapi hanya kali ini saja ya noona. Besok aku tak mau minum obat pahit itu.” Jessica hanya geleng kepala melihat tingkah bocah umur 5 tahun yang sok dewasa itu. Memanggilnya NOONA ? hahaha ada-ada saja. Begitulah ragam pasien di bangsal anak. Kadang ada yang rewel terkadang ada pula yang menurut. Belum lagi menghadapi orang tua yang panik. Itulah suka duka jadi perawat bangsal anak, namun Jessica menikmatinya karena memang itu cita-citanya semenjak dahulu.

***

“ Jessica tolong bantu kami sebentar.” panggil Kim TaeYeon saat Jessica melintasi bangsal UGD yang bersebelahan dengan bagsal anak. Suasana rumah sakit masih lenggang karena kalau pagi begini belum banyak pasien datang.

Jessica pov

“ Ya eonni. Apa yang bisa ku Bantu ?.” tanyaku pada eonni Kim seniorku.

“ Tolong bawa pasien in ke ruanagannya. Dia habis mengalami kecelakaan, tapi kondisinya tidak begitu parah. Di UGD sini sedang kekurangan orang, jadi aku minta tolong ya.”

“ Baiklah, lagipula tugas-tugas ku juga sudah selesai pagi ini.” kuterima jurnal pasien dan kudorong dragbar [tempat tidur dorong] menuju kamar utama.

Pasien kecelakaan lalu lintas, tapi untunglah kau .. siapa namamu ? Ahh Jung Yong Hwa,  lukamu tak terlalu parah. Hanya pingsan. Tampan juga kau Jung Yong Hwa. Kuamati si pasien yang terlelap itu. Sepertinya wajah ini cukup familiar … dimana ya aku melihatnya. Benar dia Jung Yong Hwa yang itu… si pengusaha kaya yang terkenal itu. Waahh apa yang terjadi padanya ya ?. Bodo amat ach bukan urusanku.

“ Tampan ya dia ?.” kata eonni Kim yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangku saat aku membetulkan laju infuse pasien YongHwa.

“ Ah eonni, tampan sih tampan. Tapi paling juga sudah ada yang punya.” jawabku santai disambut tawa eonni Kim.

“ Kudengar di bangsal anak akan kedatangan dokter baru dari Daegu ya ?.”

“ Katanya sih begitu. Tapi aku juga belum tahu siapa dia, sepeninggalan dokter Lucy yang pensiun bulan lalu kami memang kekurangan dokter spesialis anak.” jawabku sambil merapikan letak selimut pasien.

“ HyoRim …” si pasien mengigau. Aku dan eonni Kim saling berpandangan dan sama-sama tersenyum. Tuuuhh benar kan … si tampan ini sudah punya yeojacingu.

“ Kekasihnya mungkin.” kata eonni Kim.dan kemudian kamipun meninggalkan pasien agar istirahat sambil menunggu kedatangan keluarganya.

***

Author pov

MinHyuk bergegas menuju ruang vip tempat YongHwa di rawat. Tadi pagi sewaktu menelpon hyungnya itu tiba-tiba sambungan terputus dan setengah jam kemudian Polisi menghubunginya karena YongHwa kecelakaan.

Mereka men-redial panggilan terakhir dari hp hyungnya itu. Dasar bodoh, kalau sedang menyetir kenapa nggak pake headset sih gerutu MinHyuk sambil membuka pelan pintu kamar YongHwa. Dan yang dilihat MinHyuk adalah YongHwa sedang di peluk Seo Hyo Rim yeoja warisan abeojinya

“ Eheemm…ehem...” MinHyuk berdehem membuat dua kepala menoleh kearahnya. Pipi HyoRim bersemu merah melihat kerdip jahil di mata MinHyuk.

“ Kaauu … gara2 telponmu tadi pagi aku kecelakaan tau. Sedang apa kau disini.” omel YongHwa kesal. HyoRim beringsut mundur. Senyum MinHyuk semakin lebar mendengar omelan YongHwa.

“ Memangnya harus ada alasan jika aku menelponmu hyung ?. Annyeong HyoRim apa kabarmu ?.” MinHyuk malah menyapa HyoRim tanpa mempedulikan hyungnya.

“ Kabar baik MinHyuk-ssi. Katanya tadi waktu ditelpon kau  baru bisa sampai nanti malam. Begitu pula dengan JungShin dan JongHyun mereka sudah aku hubungi. Tapi kau kok cepat sekali ?.”

“ Sebenarnya aku sudah ada di kota ini dari semalam.Dan tadi pagi aku mau kerumah mengunjungi kalian tapi karena takut nggak ada orang makanya aku nelpon hyung dulu. Eehh malah gara2 telponku dia kecelakaan. Baboo … knapa dia nyetir nggak pake headset sih HyoRim ?.” kata MinHyuk santai seolah YongHwa obyek yg sedang di bicarakan tidak ada di tempat. HyoRim tersenyum mendengar jawaban MinHyuk sedangkan YongHwa semakin jengkel melihat kedua orang itu.

“ Yaa .. hapeku jatuh di kolong tau .” omel YongHwa mecoba bangun. Buru-buru HyoRim mencegahnya.

“ Sudah kubilang jangan bangun dulu nanti akan semakin pusing dan muntah. Kalau kau muntah lagi nggak bakal bisa pulang sore ini.” kata HyoRim.

“ Sok tau ah .” gerutu YongHwa tapi mau nggak mau menuruti perkataan HyoRim karena kepalanya semakin sakit seakan dipukuli palu.

“ Aaiisshh apa kau lupa kalau aku itu calon perawat berlesensi. Hal-hal semacam ini aku pasti tahu bodoh .”

“ Mwoolla  kau calon perawat ? .” potong MinHyuk dengan raut muka berseri yang sejak tadi hanya memperhatikan mereka. Aih aih 5 bulan sejak terakhir kali bertemu saat pemakaman appa, ternyata banyak hal yang telah berubah dan tak diketahuinya.

“ Hanya dokter bodoh yang akan mempekerjakan kamu kalau kelak lulus. Itupun jika lulus .” guman YongHwa pelan. HyoRim kesal mendengarnya.

“ Beruntunglah aku Tuhan …. “ kata MinHyuk membuat heran HyoRim dan YongHwa.

“ Aku butuh perawat dan kuharap kau mau jadi perawatku. Belum lulus nggak apa-apa yang penting kau sudah ada lisen untuk magang kerja kan ?.” kata MinHyuk lagi.

“ Apa maksudmu MinHyuk-ssi. Aku merawatmu ?.” tanya HyoRim kaget sambil melirik raut muka YongHwa yang makin menakutkan itu.

“ Ani .. bukan merawatku. Tapi jadi asisten perawatku. Apa kau lupa kalau aku ini seorang dokter .” jelas MinHyuk.

“ Untuk apa kau butuh HyoRim sementara dia masih belum selesai kuliahnya. Dan sepertinya nggak mungkin dia pindah ketempat praktekmu itu .” YongHwa menimpali pembicaraan.Dongsaengnya itu adalah seoarang dokter spesialis anak yang cukup sukses di Daegu [salah satu kota metropolitan Korea]

“ Aku sudah dipindahkan ke rumah sakit ini kok Hyung. Sebenarnya baru minggu depan  resminya tapi sengaja aku duluan datang karena ingin mengunjungimu sekalian cari-cari tempat untuk membuka klinik sepulang  dari dinasku di rumah sakit ini.”

“ Waaahh aku mau banget MinHyuk-ssi. Khamsahamnida.” HyoRim spontan meraih tangan MinHyuk dan menggenggamnya. YongHwa mendengus kesal melihat keduanya. MinHyuk sengaja nyengir lebar melihat tatapan kesal YongHwa.

“ Oke kutinggal kalian berdua. Aku mau melapor pada atasanku kalau aku sudah sampai disini. Jaga hyungku baik baik ya HyoRim.” MinHyuk sengaja merengkuh bahu HyoRim sebelum keluar kamar. Cengiran lebar tersungging di bibir MinHyuk saat dilihatnya YongHwa melotot tajam kearahnya. Tadaaaa sepertinya ada yang cemburu nih.

***


Jessica pov

“ Ayo Andrew sayang. Coba tiup alat ini 3 kali saja, setelah itu kau boleh menggambar lagi.” bujukku pada Andrew. Dengan tampang bandel dia menggelengkan kepala. Orang tua Andrew juga ikut membujuk tapi tetap saja si bandel ini mengatupkan mulutnya.

Aku kehabisan akal agar Andrew mau meniup alat spinometer [pengukur kekuatan paru-paru]. Andrew menderita asma akut hingga dua hari ini dirawat. Penyakit asma bisa diredakan dengan semprotan inhaler, tetapi jika keadaannya sudah parah maka pasien biasanya harus di rawat dan memakai masker oksigen.

“ Halo jagoan, kau sedang menggambar apa ?.” tanya seorang namja yang tiba-tiba saja bergabung bersama kami. Siapa namja ini ?

“ Aku menggambar balon raksasa.” jawab Andrew seraya menunjukkan gambarnya.

“ Oh benarkan ? Coba paman lihat .. woow bagus sekali. Balonnya besar.” Siapa sih orang ini, menggangu tugasku saja.

“ Apakah kau suka balon ?.” tanyanya pada Andrew.

“ Tentu saja aku suka balon. Makanya kugambar balon ini, nanti paman kuberi gambarku ini dech kalau jadi.”

“ Tapi paman suka balon yang aseli. Bukan gambar seperti ini, aahh sayang sekali disini tidak ada balon ya. Coba kalau ada kau bisa meniupkan satu untuk paman.”

“ Hmm paman tidak yakin kau bisa meniup balon hingga sebesar semangka seperti gambarmu ini.” kata namja itu lagi. Alis Andrew naik tanda kesal merasa disepelekan.

“ Aku bisa meniup balon sebesar semangka paman.” sergah Andrew.

“ Benarkah. Coba kau tiup ini dulu, nanti kita bisa lihat seberapa kuat kau bisa meniup balon .” kata namja itu sambil meraih alat spinometer dari tanganku dan menyodorkan pada Andrew. Ahaaa aku tau maksud orang ini, dia membujuk Andrew agar meniup spinometer.

“ Huffttt …” Andrew meniup spinometer dan kantung pengukurnyapun menggelembung besar . Namja itu melirikku. Aku anggukkan kepala dan segera mencatat angka tabel meter di jurnal.

“ Wah kau benar-benar hebat. Lain kali kalau paman kemari, kau akan kubawakan balon agar kau bisa meniupkan untuk paman. Oke.” kata namja itu sambil memberikan 5jari pada Andrew yang menyambutnya dengan tertawa riang.

“ Gumawo tadi sudah membantuku. Andrew memang agak susah jika aku ingin mengetesnya dengan alat itu.” kataku sambil berjalan menuju ruang jaga perawat. Namja itu juga berjalan kearah yang sama.

“ Sama-sama, anak kecil memang susah2 gampang. Bukankah begitu ?. Namun kau perawat yang baik, kau sabar sekali menghadapi anak2.” puji namja itu padaku. Wah baru kali ini ada yang memuji perkerjaan seorang  perawat.

“ Eh .. Siapa nama anda ? dan kalau boleh tahu sedang apa anda disini ?.” tanyaku padanya. Tapi namja itu hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku dan berlalu meninggalkanku seraya melambaikan tangan. Ditinggalkannya aku yang masih terbengong heran akan tingkahnya.

“ Huuh dasar orang aneh.”

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya