Author: Eonni k4D / @Eonn1k4D / facebook / blogspot
Leght : Chapthered
Note : chapther 1Rating : T
Genre : Romance
Cast
Kang Min Hyuk
Jessica
Kim Tae Yeon
Onew
Pernah diposting di: http://ffcnblue.blogspot.com/Onew
Disclamer : Member CNBlue adalah aseli benar milik Tuhan, tapi saat ini karakter mereka aseli milik author. Mianhe jika ada istilah kedokteran yang salah, mohon koreksinya.Selamat membaca dan jangan lupa komentnya ya :)
BACHELOR CNBLUE series
I Think .. I Love You [ Jung Yong Hwa story 1-6 ]
Love You ... Baby [ Lee Jong Hyun story 1-9 ]
Is there any LOVE for me ? [ Kang Min Hyuk ]
Salju pertama musim dingin telah turun, butiran putihnya tipis-tipis menutup atap rumah dan pepohonan. Suhu udara mulai menurun dengan cepat walaupun begitu hiruk pikuk Seoul seolah tak ikut meraskan dinginnya cuaca. Kota ini tetap terasa semarak dan sibuk seakan tak pernah tidur barang sejenak.
“ Ahhh semoga keretanya terlambat.” gerutu seorang yeoja sambil setengah berlari menyeberang jalan dan bergegas menuju tangga stasiun bawah tanah. Nafasnya yang menderu terdengar keras, uap air nampak terhembus di wajahnya kala sesekali meniupniup jemarinya agar terasa sedikit hangat.
“ Jessica … mau kuantar pulang ?.” panggil seseorang pada yeoja itu. Jessica menoleh pada namja yang memanggil dari balik kemudi mobil SUVnya.
“ Tidak Onew-ssi, gumawo. Aku mau naik kereta saja lagian kita juga tidak satu arah.” tolak Jessica.
“ Gwecana jika aku memutar jauh. Ayolaahh di kereta dingin lho. Kajja .” bujuk Onew lagi. Jessica nyengir mendengar bujukan Onew, dia dokter Umum yang berkerja di rumah sakit yang sama dengannya.
“ Kubilang tidak usah. Lain hari saja. Ok.”
“ Oke dech. Ini sudah malam kau harus hati-hati ya.” Jessica melambaikan tangan saat Onew kembali melajukan mobilnya. Bukannya tidak ingin naik mobil Onew yang nyaman itu. Tapi Jessica tahu Onew sepertinya menaruh hati padanya dan ia tak ingin memberikan harapan pada namja tampan itu.
Jessica pov
“ Huuufftt untunglah kereta terlambat. Duuh dinginnya.” kulirik samping kanan dan kiri beberapa orang juga menunggu kereta terakhir. Mereka semua rata-rata memakai mantel tebal.
Duh kenapa aku tadi tidak menuruti saran anchor ramalan cuaca di tivi agar memakai mantel tebal. Kalau saja aku percaya ramalannya yang katanya malam ini bakal turun salju pasti aku akan pakai baju yang agak tebal dech. Tapi siapa sangka jika tadi pagi matahari bersinat hangat eh sekarang turun salju. Arrggh nasib dech, mana lapar banget lagi.
Author pov
MinHyuk menstarter mobilnya. Tak terdengar apa-apa dari mesin. Berulangkali mencoba tapi tetap tak ada suara dari mesinnya.
“ Arggh mesin membeku. Masa malam2 gini mesti manggil montir.” kata MinHyuk kesal setelah membuka kap mobil ternyata blok mesin tertutup bongkahan es karena terlalu lama parkir diluar. Diliriknya jarum jam pada pergelagan tangan.
“ Sepertinya belum terlambat .” guman MinHyuk sambil bergegas menuju subway kereta bawah tanah. Nafasnya memburu saat tiba di peron, beruntunglah kereta terakhir belum tiba.
“ Huaaahh untunglah .” kata MinHyuk lega. Tak berapa lama sorot lampu kereta 301 terlihat dari kejauhan. Bersama-sama calon penumpang lain MinHyuk berjejer di belakang garis kuning menunggu kereta berhenti.
“ Hai jangan dorong dong .” teriak seseorang saat para penumpang saling berebut masuk kereta. Maklum ini kereta terakhir jadi mau tidak mau para penumpang berdesakan naik. Siapa cepat dia dapat tempat duduk. [nggak jauh beda dgn KRL Indonesia]
“ Aduuuhh Siaall .” teriak seorang yeoja “ Gedebuk “ tepat didepan MinHyuk berdiri seorang yeoja jatuh terduduk karena terdorong penumpang lain.
“ Kamu tidak apa-apa ?.” tanya MinHyuk sambil mengulurkan tangan dan menarik lengan yeoja itu kepinggir agar tidak terinjak penumpang dibelakangnya.
“ Gwecana. Gumawo .” jawab yeoja itu sambil meringis dan berusaha berdiri tegak.
“ Benar tidak apa-apa ?.” tanya MinHyuk memastikan.
“ Ne, aku tidak apa-apa …. eh KAU ?.” jawab yeoja itu kaget saat menengadah mendapati wajah MinHyuk.
Jessica pov
“ Kau yang di rumah sakit tadi kan ?.” tanyaku kaget melihat namja yang tadi pagi membantuku dengan spiometri. Apa dia naik kereta juga ? Beneran ajaib ketemu dia lagi disini.
“ Ahhh ternyata suster ruang anak ya. Kenalkan MinHyuk imnida .” jawab namja itu sambil mengulurkan jemarinya. Mau nggak mau aku menyambut jemarinya
“ Jessica imnidda . Senang berkenalan dengan anda.” jawabku. Kulihat wajah yang ramah itu tersenyum. Ah kenapa pikiranku jadi ngelantur gini. Pasti gara2 shock, dingin ditambah lapar.
“ Sepertinya kita ketinggalan kereta.” kata Minhyuk sambil menunjuk pintu kereta yang telah menutup. Haaaahhh apes benar malam ini, sudah jatuh ketinggalan kereta pula. Mesti naik taksi nih, Arrggh boros.
“ Eh lenganmu memar.” kata MinHyuk sambil menunjuk lenganku yang sedikit membiru. Perhatian sekali dia.
“ Tidak apa-apa. Nanti juga akan membaik.” jawabku gugup. Duuhh ada apa denganku bisa gugup begini dihadapannya. Dan kruuyuuukk haduuhh perutku bunyi. MinHyuk tersenyum mendengarnya. Aduuhh eomaaa aku maluuuuu
“ Kau pasti belum makan. Yuk kutraktir.” katanya sambil menarik jemariku dan menuntunku keluar dari subway menuju kafe terdekat yang masih buka.
“ Hmmm disini hangat. Mau pesan apa ?.” tanya MinHyuk padaku. Setelah kami verdua duduk di kafe depan stasiun.
“ Ae ee apa saja dech.”
“ Hmm bimbimbab dan coklat panas saja untukmu. Oke.” Aku hanya anggukkan kepala mendengar pilihan menunya. Aku masih tak mengerti dengan diriku. Kok mau aja pergi bersamanya padahal kami baru dua kali bertemu dan akupun bukan tipe orang yang mudah bergaul.
“ Hai jangan melamun. Jauh dari jodoh tau.” kata MinHyuk mengibaskan jemarinya didepan mukaku. Mungkin saat ini mukaku terlihat merah karena kulihat dia tersenyum semakin lebar.
Author pov
Wah yeoja ini dengan pipinya yang bersemu merah begini kelihatan cantik sekali. Jangan gila kau MinHyuk baru aja berkenalan kau sudah terpesona kata MinHyuk dalam hati.
“ Jadi sudah berapa lama kau bekerja di rumah sakit ? Dan di bagian apa .” tanya MinHyuk.
“ Baru sekitar 1 tahun ditempatkan di bangsal anak. Kau sendiri sedang apa di rumah sakit. Apa keluargamu ada yang sakit ?.” Jessica balik bertanya.
“ Ya begitulah. Hyungku kecelakaan tadi pagi dan di rawat disana.” Jessica menganggukan kepala tanpa menyadari jawaban mengambang dari MinHyuk.
“ Kajja kita makan. Mumpung masih panas.” kata MinHyuk saat hidangan yang di pesan datang. Mereka makan sambil mengobrol tapi hanya yang ringan-rigan saja.
Jessica pov
“ Jadi maukah kau pulang naik taksi bersamaku karena kita satu arah ?.” tanya MinHyuk padaku saat kami berdiri di depan kafe setelah selesai makan. Beranikah aku berbagi taksi dengan orang yang baru kukenal.
“ Aku bukan orang jahat lho.” kata MinHyuk menggoda. Mungkin diwajahku terlihat jelas keraguan.
“ Baiklah. Tapi kita berbagi ongkos taksi ya.” kataku akhirnya, toh mau nggak mau hanya taksi alat transpotasi yang tersedia malam ini.
“ Hmm baiklah kalau itu maumu.” kata MinHyuk agak enggan.
“ Eh .. pakailah mantelku. Aisshh hari bersalju gini bisa-bisanya kau nggak make mantel, bisa mati beku.” kata MinHyuk yang kemudian melepas mantelnya dan memakaikan padaku.
“ Tidak usah MinHyuk-ssi. Tidak begitu dingin ko.” tolakku.
“ Aku pakai sweater ko, masih hangat. Pakai sajalah. Kajja.” kata MinHyuk sambil mengenakan mantelnya padaku. Hmm harum tubuhnya melekat di mantel ini. JESSICA kau mikir apaan sih ? Haduh kenapa otakku malam ini kacau banget.
Kulihat MinHyuk dengan santai bersandar di tiang lampu jalan sebelahhku sambil sesekali celingukan menanti taksi lewat. Orang ini ramah dan juga tampan. Kerja dimana ya dia, tinggal dimana dan sudah punya pacar belum ya … opsss
“ Ada yang aneh di wajahku ?.” tanya MinHyuk mengagetkan. Tiba-tiba wajahnya sudah ada tepat di mukaku.
“ A a a Aniyo .. .. “ jawabku gugup. Aduuh apa yang harus kubilang padanya. Matanya lembut menatapku. Fatamorgana … fatamorgana ..
“ Kau ternyata cantik.” kata MinHyuk pelan setengah berbisik dan kepalanya perlahan turun. Bibirnya lembut dan hangat menyentuh bibirku. Astaga aku tak bisa bergerak, jantungku seakan berhenti berdetak. Harusnya aku marah, dia mencuri ciuman. Kami baru saja berkenalan, apa yang ada di pikirannya saat ini.
Author pov
MinHyuk menarik wajahnya dan menemukan tatapan kaget dan bingung Jessica. Sesaat keduanya tak berkata apa-apa hanya saling memandang.
“ Eh .. “ MinHyuk bingung akan bicara apa. Semburat merah menyebar di wajah hingga leher Jessica.
“ Mian .. aku ..” MinHyuk tergagap tak bisa menyelesaikan ucapannya.
“ Tidak apa-apa. Aku mengerti.” potong Jessica cepat karena malu.
“ Ah aku duluan ya MinHyuk-ssi. Bye.” kata Jessica saat sebuah taxi mendekat dan diapun bergegas masuk. MinHyuk melambaikan tangannya dan membiarkan taxi itu berlalu. Rencana untuk berbagi taxi menguap begitu saja dari pikirannya.
MinHyuk pov
Pabo apa yang barusan kulakukan ? Tapi Yeoja itu cantik sekali dan tiba-tiba saja aku ingin menciumnya. Bibirnya hangat .. lembut .. seperti yang kuduga. Aku sudah gila, besok kalau ketemu dia aku akan minta maaf yang selayaknya.
Ah Jessica bangsal anak. Besok kita akan bertemu lagi.
***
Author pov
Matahari bersinar hangat, walau begitu salju telah menumpuk di atas daun dan atap-atap rumah. Jessica bergegas menyusuri jalan menuju Rumah Sakit seraya merapatkan mantelnya untuk mendapatkan kehangatan. Tepatnya mantel MinHyuk yang semalam dipinjamkan oleh MinHyuk. Sesaat harum tubuh MinHyuk yang melekat di mantel itu tercium Jessica.
“ MinHyuk-ssi.” guman Jessica.
“ Bagaimana cara aku mengembalikan mantel ini, kita kemarin tidak bertukar alamat. Dan andai kita bertukar alamatpun, apa aku berani menampakkan mukakau di hadapanmu. Aarrgghh kau membuatku tidak bisa tidur semalam.” gerutu Jessica.
“ Kau sedang merapal mantra apa ?.” tanya TaeYeon yang menjajari langkah Jessica.
“ Ani .. aku hanya bernyanyi agar nggak dingin. Bbrr hari ini dingin banget.”
“ Kau sudah tau hari ini ada dokter Spesialis Anak yang menggantikan dr.Lucy. Dia tampan sekali .” kata TaeYeon.
“ Aku dengar sih, tapi bagaimana kau bisa tau kalau dia tampan ?.” tanya Jessica heran.
“ Kemarin dia sudah datang kok. Aku sempat bertemu dengannya saat dia menemui direktur.”
“ Masih muda dan tampan. Aku akan mengejarnya.” Jessica hanya anggukan kepala dan tersenyum mendengar ucapan TaeYeon. Hanya namja bodoh yang akan menolak yeoja secantik TaeYeon.
***
Bisik-bisik terdengar lirih di ruang perawat menanti kedatangan Direktur. Seperti biasa sebelum dinas pagi dimulai ada meeting harian. Pintu ruangan terbuka …
“ Annyeong saudara2 sekalian.” sapa Direktur Choi MinHwa. Dokter ahli Jantung yang merangkap Direktur Rumah Sakit ini ramah menyapa karyawannya. Dia atasan yang baik karena selalu mengutamakan kesejahteraan karyawannya dan memperhatikan kualitas pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien.
“ Annyeong sir.”
“ Saya tidak akan banyak bicara karena jadwal operasi pagi ini sudah menunggu. Langsung saja saya perkenalkan dokter baru yang mengisi posisi dr.Lucy untuk bagian pediatri. Silahkan.” Dr. Choi mempersilahkan seseorang yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.
“ Annyeong .. Kang MinHyuk imnidda, saya akan mengantikan dr.Lucy yang telah pensiun. Mohon kerja samanya.” kata MinHyuk sambil sedikit membungkuk memperkenalkan diri dihadapan para staff rumah sakit. Disambut tepuk tangan karyawan yang lain.
Mata Jessica membelalak lebar saat menatap dokter baru itu. Dan semburat merah menjalar dipipi Jessica saat keduanya bertukar pandang. MinHyuk tersenyum sambil mengerdipkan mata sekilas, sebelum mengalihkan tatapan untuk menyambut uluran tangan karyawan lain.
“ Dia tampan bukan.” kata TaeYeon menyenggol lengan Jessica.
“ Ehh iya .. tampan dan masih muda.”
“ Dia milikku. Pasti akan jadi milikku.” Jessica menoleh dan mendapati TaeYeon menatap tajam kearah MinHyuk yang sedang menyalami beberapa karyawan. Jessica tak mengomentari ucapan TaeYeon. Pikirannya terbang berkelana jauh entah dimana.
“ Annyeong … MinHyuk imnida.” suara lembut itu menembus lamunan Jessica.
“ Kim TaeYeon-imnidda, saya perawat senior di bagian anak. Senang bertemu dengan anda sir, semoga kita dapat bekerja sama dengan baik.” jawab Kim TaeYeon sambil tersenyum manis menyambut uluran tangan MinHyuk.
“ Hai Jess, kita ketemu lagi. Annyeong.” sapa MinHyuk.
“ MinHyuk-ssi. Annyeong.” jawab Jessica pelan. TaeYeon menatap tajam kearah Jessica yang jika diibaratkan pisau pasti rasanya sangat menyakitkan di kulitnya.
“ Kalian sudah saling mengenal ?.” tanya TaeYeon heran menatap keduanya.
“ Ne, kami sudah kenal.” jawab MinHyuk singkat tanpa menjelaskan kapan dan dimana mereka bertemu.
“ Ok cukup perkenalannya, bisa dilanjutkan nanti. Mari kita mulai bekerja. Semangat.” kata Direktur Choi disambut teriakan penuh semangat staff. Dan mereka membubarkan diri mengerjakan tugas masing-masing. Tak terkecuali Jessica yang meraih jurnal pasien dan bergegas keluar ruang perawat untuk mendampingi dokter Hanji visit pasien pagi.
“ Suster Jessica.” panggil MinHyuk menjajari langkah Jessica.
“ Ne dokter.”
“ Kaget bertemu denganku lagi ya ?.” tanya MinHyuk. Keduanya berjalan beriringan.
“ Sedikit. Hanya saja kenapa aku tidak menyadarinya saat kau eh dokter membantuku kemarin dengan pasien Andrew itu.” jawab Jessica singkat sambil menyunggingkan senyum tipis.
“ Hmm sepertinya kau tidak senang bertemu denganku.” ucapan MinHyuk menghentikan langkah Jessica.
“ Mwoo ?.” Jessica menoleh kaget menghadap MinHyuk. Dan matanya melebar saat MinHyuk mencondongkan wajah kearahnya.
“ Hmm aku senang bertemu denganmu lagi. Sangat senang malah. Selamat bekerja Jess.” bisik MinHyuk di telinga Jessica dan kemudian MinHyukpun berlalu dengan langkah santai meninggalkan Jessica yang berdiri mematung. Rona pink menjalar di pipi Jessica karena sesaat tadi mengira MinHyuk akan menciumnya seperti yang dilakukan namja itu tadi malam. Tanpa Jessica sadari, untuk kali kedua TaeYeon menatapnya dengan pandangan menusuk tajam.
tbc
bagis bagus thor, aku suka kalo ada ttg dokter2 :D
BalasHapuscepet thor lanjutkan !