Cast
Jung YongHwa
Kang MinHyuk
Nikita Willy
Other cast
Park ShinHye
Ham EunJung (T-ara)
Note:
Mianheee karena kebanjiran ide yang bertabur namja2 keren, so ff kali ini nggak akan tamat untuk chap 5. Silahkan boseen deechh .. #plak jangan kepanjangan serienya eoonn protes member cnblue … :P
“ Jeongmal bogo sipeosseoyo .“ dan klik sambungan teleponpun terputus. (aku bakalan kangen kamu terus dechh. terj). EunJung cuma bisa menatap iri ShinHye sahabatnya yg kini sedang senyam senyum memandangi layar hape.
“ Aiisshh knapa juga kau pandangi hape itu terus. Orangnya nggak bakal keluar dari tuh hape .” gerutu EunJung dibalas senyum ringan ShinHye.
“ Kau pasti iri padaku kan ?.” tebak ShinHye pas dan mengena. EunJung mencibirkan mulutnya sambil menyuapkan sepotong bimbimbab (masakan dr daging sapi asap)
“ KeunSuk ya yg telpon ?.” tanya EunJung mengalihkan pembicaraan.
“ Ya iyalah siapa lagi kalau bukan oppa .”
“ Wedeeww mesranya. Padahal dulu kan loe suka sama Yong ?.” goda EunJung.
“ Weittss nggak lah. Aku cuman anggap Yong oppa sebagai teman saja. Dari awal kenal dulu kan memang begitu. Yong oppa aja yang salah paham padaku .” (YAB drama.red)
“ Emang Yong oppa masih mengharapkan aku ?.” tanya ShinHye lagi. Ge er amat ya nih anak #plak
“ Kayaknya sih nggak juga. Tapi kalau di bilang dia punya pacar sih juga nggak ada. Hanya akhir akhir ini Yong slalu mengawal Nikita sejak kejadian naas 3 minggu lalu.”
“ Nikita yg numpang di tempatmu itu ya ?. Apakah Nikita itu juga orang yg sama dengan yg di bicarakan Hongki dan JongHyun kemaren ya … “ guman ShinHye perlahan.
“ Mwoo .. JongHyun mengenal Nikita ? Kok aku nggak tahu, kapan mereka berdua kenalannya .” tanya EunJung kaget. ShinHye hanya angkat bahu tak ingin menjawab pertanyaan EunJung yg sarat rasa cemburu.
Sahabatnya ini masih tidak dapat menerima penolakan JongHyun. Berulang kali JongHyun mencoba bicara baik2 namun EunJung tidak menggubrisnya dan hanya lewat ShinHye saja JongHyun mengatakan bahwa hubungan antara dia dan EunJung selama ini tak lebih dari pertemanan saja. Oohh so sad.
“ Besok kita nonton pertandingan basket yuk. Yonsei vs Korea lho.”
“ Malas aku. Paling juga kita mesti mensuporterin JongHyun cs.” tolak EunJung
“ Mau support siapa lagi. Dia emang captain nya. Aku sih suporter Suk oppa .”
“ Gampang aja dech ntar .” EunJung menyedot jus mangganya dengan perlahan.
Nikita berjalan pelan menyusuri jembatan di Chunggaecheon Stream Park. (Taman di tengah kota yang mempunyai air mancur menari. Kalau malam hari akan bertabur lampu dan sorot air mancur itu bergerak mengikuti irama musik). Sesekali dia melihat ke arah jam tangan, sudah hampir 1 jam dia berada di sini tapi yg di tunggu nggak datang2.
“ Yong oppa lama sekali sih. Setengah jam lagi nggak datang aku akan pergi .” gerutu Nikita duduk di bangku taman dengan kesal karena YongHwa ngaret, mana nggak telpon pula.
“ Nikita-ssi ?.” tegur seseorang.
“ Ne .. ?.” agak silau karena sinar matahari yg menusuk mata membuat Nikita tak mengenali namja yg berdiri di depannya.
“ Masih ingat saya. MinHyuk .. sedang apa kamu di sini ?.”
“ Kang MinHyuk-ssi tentu aku masih ingat padamu. Namjacingu SuJi kan.” Jawab Nikita sambil tersenyum sambil menggeser duduknya.
“ Anjushipshio .. silahkan duduk .”
“ Aniyo..saya bukan kekasih SuJi. Tepatnya saya tutornya SuJi dalam pelajaran matematika .” Nikita angguk kepala mendengar penjelasan MinHyuk.
“ Menunggu seseorang kah ?.” tanya MinHyuk.
“ Yong oppa. Tapi kalau 15 menit lagi dia nggak datang akan kutinggal.”
“ Memangnya mau kemana ?.”
“ Aku ingin melihat National Folk Museum, trus Kyoungbok Place Istana Raja, lalu Suwong Waseon benteng tengah kota, Amethyst Showcase, National Gingseng Center, Seoul Worldcup stadium trus belanja di Myeongdong down town atau Dongdaemun laluu … “
“ Waahh kalau segitu banyaknya dalam 1 hari nggak akan cukup. Hmm kalau boleh kusarankan ke National Folk Museum setelah itu Food and Culture Institute disana kamu bisa belajar memasak ala korea dan makan sepuasnya lalu shoping di Myeongdong down town.”
“ Ottoke kal su issumnikka, bagaimana cara bisa nyampe sana ?. Mesti naik bis nomer berapa aja ?” tanya Nikita senang.
“ Lho bukannya kamu menunggu oppamu ?.” kata MinHyuk mengingatkan.
“ Oppa pasti tidak bisa mengantarkan aku. Sudah ngaret 1 jam lebih, dari pada sia-sia waktu luangku hari ini aku jalan sendiri saja .”
“ Hmm kalau aku temani apakah kamu keberatan ?.”
“ Ne .. aku mau sekali. Yuk kita berangkat sekarang .”
“ National Folk Museum. Ini wisata kita pertama, di bagian depan terdapat gerbang masuk yg berbentuk seperti Benteng, begitu masuk ada halaman luas, dengan taman2 yang dipenuhi pohon dan bunga berwarna warni. Pada bagian ini, pertama kali disuguhkan patung2 dari batu, yang semuanya berasal dari jaman baheula.”
“ Lalu yang disana dgn latar belakang seperti bangunan dengan 5 undakan. Ini adalah gerbang kedua sebelum masuk kedalam Musium. Setelah masuk pada gerbang kedua ini, dibagian depan ada Room Demo, yang menampilkan obat2an, rempah2, pakaian tani, dan perlengkapan tani yang dipakai Bangsa korea di jaman dulu, setiap stand menampilkan masing2 ke-khasannya.”
” Baru setelah itu kita masuk ke Gedung utama museum, yang menampilkan Kebudayaan, mulai dari Kehidupan petani, kerjaan, pakaian, peti mati orang korea yang sangat megah, yang katanya hanya bisa dilakukan oleh orang2 mampu atau anggota kerajaan.” panjang lebar MinHyuk menerangkan keadaan dalam museum. Lumayan dapet guide gratis.
” Waahh penataan Museum ini luar biasa, semua ada simulasi dan demonstrasi, yang dibuat dgn film dokumenter dan suara rekamannya langsung bisa kita dengar.” Nikita terkagum kagum, sambil sedikit teringat Museum Radya Pustaka di Solo yg agak memprihatinkan krn barang2 museum yg bernilai itu raib di perjualbelikan oknum tak bertanggungjawab. Huufftt. MinHyuk ikut senang dengan antusiasme Nikita, tak bosannya dia memandang paras Nikita yg bersemu merah karena sengatan matahari.
” Baru setelah itu kita masuk ke Gedung utama museum, yang menampilkan Kebudayaan, mulai dari Kehidupan petani, kerjaan, pakaian, peti mati orang korea yang sangat megah, yang katanya hanya bisa dilakukan oleh orang2 mampu atau anggota kerajaan.” panjang lebar MinHyuk menerangkan keadaan dalam museum. Lumayan dapet guide gratis.
” Waahh penataan Museum ini luar biasa, semua ada simulasi dan demonstrasi, yang dibuat dgn film dokumenter dan suara rekamannya langsung bisa kita dengar.” Nikita terkagum kagum, sambil sedikit teringat Museum Radya Pustaka di Solo yg agak memprihatinkan krn barang2 museum yg bernilai itu raib di perjualbelikan oknum tak bertanggungjawab. Huufftt. MinHyuk ikut senang dengan antusiasme Nikita, tak bosannya dia memandang paras Nikita yg bersemu merah karena sengatan matahari.
“ Nikita-ssi kau sudah pakai sunblock ?.”
“ Nggak tuh. Memang kenapa ?.” MinHyuk tidak menjawab hanya merogoh kedalam tas ranselnya dan mengeluarkan tube kecil warna kuning.
“ Sinikan wajahmu. Kalau tidak memakai sunblock kulit wajah dan lehermu akan terbakar. Memang udara di sini agak dingin tapi sinar matahari tetap dapat membakar kulit kita.” MinHyuk mengoleskan sedikit krim di ujung jarinya dan meratakannya pada wajah Nikita.
“ Dangsineun yebbeun nuni jeongmal areumdawayo , Nikita-ssi.”
“ Apa kamu bilang MinHyuk-ssi ?.” tanya Nikita tidak begitu jelas mendengar ucapan MinHyuk barusan.
MinHyuk pov
Kamu punya mata yang indah Nikita. Berdua dengan kamu seperti ini sudah lama aku harapkan. Saat kamu membaca di sudut perpustakaan aku sudah ingin menyapa dan mengajakmu berbincang, tapi sepertinya saat itu kamu tenggelam dalam duniamu sendiri. Dan jika saatnya pulang pasti sudah ada namja yang kau sebut Yong oppa menjemputmu. Apakah dia kekasihmu Nikita ?
“ Omoo disini asyik sekali MinHyuk-ssi.” seru Nikita saat mereka memasuki Food and Culture Institute. Karena disini adalah pusat budaya dan makanan Korea, sepanjang dinding dihiasi dengan foto-foto si Koki istana JangGem (itu tuh drama Korea tentang koki istana #plak author lupa judulnya) dgn pakaian koreanya Hanbook. Malah di salah satu sudut dinding terpampang foto JangGeum dengan ukuran super besar.
” Mari kami ajari anda cara membuat Kim-chi .” kata petugas disitu. Mata Nikita berbinar senang, di raihnya jemari MinHyuk. (KimChi sejenis acar yg disajikan pada jamuan makan masyarakat korea dan ternyata macamnya mencapai 200 jenis .red)
” Mari kami ajari anda cara membuat Kim-chi .” kata petugas disitu. Mata Nikita berbinar senang, di raihnya jemari MinHyuk. (KimChi sejenis acar yg disajikan pada jamuan makan masyarakat korea dan ternyata macamnya mencapai 200 jenis .red)
“ Ayo kita berdua belajar.” ajak Nikita, MinHyuk tertawa karena bagi dia membuat kimchi adalah hal biasa. Hampir satu jam belajar membuat kimchi dengan segala campurannya termasuk ginseng tentunya, praktek langsung bok. Wuiih author ngiri nggak sempat praktek .
Setelah praktek membuat kimchi, para wisatawan didandanin dengan pakaian ala kerajaan. Laki dan perempuan bebas memilih jenis pakaiannya serta di foto juga seperti dalam kerajaan.
“ Nikita–ssi kau mirip ratu beneran .” puji MinHyuk saat Nikita keluar dari kamar rias sambil mengibas kan lengan Hanbooknya.
“ Tapi baju ini berat sekali . Kalau satu jam saja aku memakai ini bisa pingsan dweeh .” kata Nikita di sambut tawa petugas institute. Puas berfoto ala raja dan ratu tempo dulu. Nikita dan MinHyuk melanjutkan shoping ke Myeongdong down town.
Myeongdong down town pusat belanja yang mirip Pasar Baru cuman agak rapian dikit. Jam bukanya hingga malam hari malah ada beberapa store yg buka 24 jam. Harga yang di tawarkan sebenarnya malah lebih mahal kalau dibanding dengan China padahal kualitas barang mereka sama dan jangan heran kalau di jumpai barang made in Indonesia tapi dengan harga yg berlipat ganda. Bangga dunk ada barang produk kita di pasarkan di sana #plak jangan nglantur toorrr .. oke oke back ff again
“ Lain kali kau akan kuantar ke Suwong Waseon benteng yg ada di tengah kota, Amethyst Showcase, National Gingseng Center, Seoul Worldcup stadium .. hmm apalagi ya .” kata MinHyuk sebelum Nikita memasuki lobby GunPyo Building.
“ Ghamsahamnida MinHyuk-ssi sudah mau mengantarkanku jalan-jalan hari ini.”
“ Choimanui maissumimnida. Eonje dasi mannal ju innayo ?.” ( Terima kasih kembali, kapan kita bisa ketemuan lagi ?)
“ Hmm kapan ya ? Gampang lah nanti aku akan mampir di perpus kalau ingin kau temani jalan2. Oke .”
“ Oke. Byee Niki .” tanpa disadari ada yang mengawasi keduanya.
“ Darimana saja sampai malam begini ?.” tegur Yong saat Nikita menutup pintu apartemen.
“ Ah oppa. Td aku jalan2 dengan teman ke National Folk museum trus ke Food and Culture Institute dan belanja di Myeongdong down town. Aku membeli syal untuk oppa dan eonni juga lho. Lihat bagus kan, yang biru untuk oppa yang pink untuk eonni .” tunjuk Nikita dan akan mengalungkan syal itu di leher YongHwa.
“ Tidak usah. Letakkan saja di situ nanti kapan2 kupakai.” Nikita tertegun sesaat mendengar jawaban ketus YongHwa
“ Apakah kau marah padaku oppa ? Karena kutinggal tadi ya . Bukankah kau sendiri yg terlambat hampir 2 jam. Sudah gitu nggak menelponku pula, apa salahnya kalau aku jalan dengan temanku ?.” YongHwa hanya terdiam mendengar pembelaan diri Nikita.
“ Annyeongi chumushipshio .. Selamat tidur oppa .” kata Nikita pelan dan berjalan menuju kekamarnya setelah YongHwa tidak merespon apa2.
YongHwa pov
Aiihhss kenapa dengan aku ini. Kenapa aku jadi marah marah begini ya. Rasanya aku ingin menonjok namja yg barusan mengantarmu pulang tadi Niki. Siapa dia ? Kenapa kamu ceria sekali setelah jalan dengannya.
Mianhe tadi aku tidak menepati janjiku karena harus menjenguk dongsaengku di rumah sakit.
Nikita pov
Oppa kenapa marah sekali sih ? Padahal kan bukan salahku dan ihh knapa syal ini malah kubawa kekamar segala. Harusnya kutinggalkan di meja saja tadi. Huufftt baru kali ini kulihat oppa marah, sangat tidak enak. Duuhh apa yang mesti kulakukan .. ??
Bersambung (lagi dan lagi)
Chunggaecheon Stream Park |
National Folk Museum |
Food and Culture Institute |
Myeongdong down town |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya