Rating: PG15
Genre: Romance
Cast
Jung Yong Hwa
Lee Jung Shin
Lee Jong Hyun
Kang Min Hyuk
Kim Tae Hee
Other cast
Kim Byong Ah (person anonym)
Lee Moon Ra ( i dont know )
Pernah diposting di: http://ffcnblue.blogspot.com
Disclamer : Member CNBlue adalah aseli benar milik Tuhan, tapi saat ini karakter mereka aseli milik author . he he he he
Note : Story of Klan CNBlue skuel ... Read to I Think .. I Love You [Jung Yong Hwa story 1-6]
Kim Tae Hee menatap layar tivi 14 inchinya mengikuti berita infotainment atas meninggalnya Hartawan dan Pengusaha Properti terkaya di seluruh Korea Kim Byong Ah. Terlihat di layar walau dalam guyuran hujan para pelayat tetap berjubel di rumah duka Yeong Won Eulo (Menuju Keabadian). Mobil-mobil mewah datang dan pergi. Wartawan infotaiment juga nggak kalah banyaknya. Berlomba-lomba mengupdate kabar terbaru. Mewancarai para pelayat tanpa mengindahkan perasaan keluarga yg di tinggalkan.
“ Lihat tuh nak, wartawan infotaiment itu nggak punya hati. Masa keluarga yang sedang berduka itu di uber2 kayak maling ayam saja. Ciissshh menjijikkan.” kata TaeHee pada anak perempuannya yang sedang asyik bermain teddybear di lantai.
Layar tivi masih menampilkan rombongan keluarga Kim Byong Ah yang terdiri dari ke empat anaknya. Jung YongHwa, Lee JongHyun, Kang MinHyuk dan Lee JungShin tapi nggak usah heran kalau marga mereka semua berbeda. Bukan menjadi rahasia karena semua orang tahu Kim Byong Ah menikahi 3 orang wanita yang berbeda dan masing2 tidak ingin anak mereka menyandang marga sang ayah. Dari ke empatnya Lee JongHyun dan Lee JungShin yang lahir dari satu ibu.
“ Lihat nak, mereka semua sangat tampan.” guman TaeHee saat kamera menyorot close-up wajah YongHwa, JungShin, MinHyuk dan terakhir JongHyun. Sesaat senyum tipis JongHyun nampak dilayar membuat jantung TaeHee berdebar.
“ Aiisshh knapa juga aku jadi deg deguan gini. Kenal mereka saja enggak .” tawapun bergema di dapur mungil itu. Moon Ra hanya memandang heran eomma nya yang tanpa sebab tertawa sediri.
***
“ Hyung, kita ditunggu pengacara tuh .” kata MinHyuk saat YongHwa akan pergi ke kamarnya sewaktu masih tinggal di rumah besar ini.
“ Apa harus sekarang pembacaan wasiatnya. Nggak bisa di tunda besok, aku capek sekali hari ini .” jawab YongHwa agak kesal. Bagaimana nggak capek, tamu yg berdatangan setelah pemakaman Ayah mereka terus mengalir.
“ Ahjussi itu besok akan ke Busan. Dan katanya harus malam ini juga .” timpal JongHyun. Sedang JungShin hanya diam di sudut ruang menatap ke3 hyungnya.
Taklama ke 4 nya berkumpul di ruang kerja Kim Byong Ah yg mewah. Dari karpet sampai furniturnya semua kualitas nomer 1 kalau bisa dibilang semua import. Di balik meja kerja, pengacara alm Kim Byong Ah sedang memilah kertas2 yg katanya surat wasiat sang Abeoji.
Sebenarnya JongHyun tidak peduli apapun isi surat wasiat itu. Dia tak menginginkan sepeserpun harta abeojinya. Tapi apa mau di kata sebagai anak, dia harus hadir di forum ini atau surat itu tidak akan di buka.
“ Oke krn sudah hadir semua maka akan saya bacakan saja isi surat alm ayah kalian .”
“ Dengan tidak keadaan di paksa ataupun penuh tekanan saya Kim Byong Ah membuat surat wasiat ini untuk di patuhi ke empat anak saya ...Yong Hwa, Jong Hyun, Min Hyuk dan Jung Shin …. Bahwa … blab la bla .” hanya helaan nafas terdengar menimpali suara ahjussi yg cempreng itu
“ Jadi jika di antara kalian berempat salah satu saja tidak mematuhi isi wasiat ini, maka keseluruhan wasiat ini akan batal dan seluruh property yg tercantum dalam wasiat ini akan di sumbangkan pada yayasan yg di tunjuk …. Bla blab la .. “ Oouughh khas kediktatoran appa keluh JongHyun dalam hati. Aku tidak peduli kalau semua akan di sumbangkan terlebih dilihatnya YongHwa hyung dan 2 dongsaengnya malah cuek. Berarti mereka akan sepakat melepas warisan ini. Abgus gumannya
“ MWOO … .” teriak YongHwa kaget
JongHyun pov
Haduh sumpah kaget aku mendengar teriakan YongHwa hyung. Aiihh tadi tak kuperhatikan apa yang dikatakan pengacara itu. Tapi tadi sepertinya dia menyebut nama Seo Hyo Rim. Hmm Siapa Seo Hyo Rim ?. Aahh pasti yeoja berpakaian hitam yang duduk di pojok itu. Pantas aku tidak melihatnya krn tertutup bayangan lemari.
Author pov
“ Hmm jadi hanya begini saja ?.” kata JongHyun santai sambil ngeloyor pergi diikuti MinHyuk dan JungShin.
“ Hai kalian mau kemana ?.” tegur YongHwa.
“ Aku sudah nggak ada urusan disini Hyung. Jadi aku akan pulang ke apartemenku .” jawab JongHyun.
“ Kau ?.” tanya YongHwa entah pada MinHyuk atau JungShin.
“ Idem. Aku mau pulang ke rumahku sendiri. Bye Hyung .. urusi aja warisanmu itu .” ucap MinHyuk sedang JungShin hanya melambaikan tangannya meninggalkan YongHwa yang dilihat dari wajahnya terlihat sangat marah.
***
Hujan masih mengguyur saat sebuah mobil memasuki basement parkir Shangrilla Palace Building dan di lantai 4 room 275. JongHyun membuka pintu apartemen dan langsung merebahkan tubuh di atas kasur. Sambil terdiam pikirannya berkelana.
JongHyun pov
Umur seseorang itu tidak ada yang bisa menerka. Appa yang terlihat akan berumur panjang ternyata berakhir sampai disini. Ahh kau pikir aku sinis dan anak kurang ajar ? Terserah mau dibilang apa toh memang kenyataannya aku tidak begitu mengenal appa.
Sejak dahulu aku tak begitu akrab dengannya. Kami semua anak2nya tak ada yang mengenal baik appa. Appa hanya di sibukkan dengan bisnis, bisnis dan wanita. Huuuhh sudah berapa wanita yaa dalam kehidupannya selain eomma. Bibi Maerry eommanya YongHwa hyung. Eomma dan Bibi Lucy eommanya MinHyuk. Dan siapa tadi … aahh Seo Hyo Rim pasti dia simpanan terakhir appa. Rasain loe YongHwa hyung. Kau di suruh appa untuk mengayomi simpanannya. He he he
Author pov
Hangat sinar matahari menembus jendela saat JongHyun mulai tersadar dari tidur malamnya yang tak begitu nyenyak.
“ Oppa bangun. Kopinya sudah kusiapkan nih .” kata seseorang berbau wangi yang jemarinya mengelus-elus pungung JongHyun. JongHyun menggeliat malas.
“ Haaahh sedang apa kau disini. Dan darimana kau dapat kunci apartemenku ?.” tanya JongHyun kaget setelah sadar sepenuhnya dari alam mimpi. Di lihatnya Eugene duduk tak jauh darinya.
“ Dapat dari manager Ma lah, memang dari siapa lagi.” jawab Eugene
“ Mianhe oppa aku tidak bisa hadir di pemakaman ayahmu kemarin. Kau tahu sendiri kan tugas yang kau berikan padaku tak bisa kualihkan pada orang lain. Aku kan seketarismu yang paling bisa kau andalkan. Apa kau baik2 saja ?” kata Eugene lagi penuh manja. JongHyun tidak menjawab karena agak kesal mendengar Manager Ma yang memberikan kunci apartemen ini pada Eugene . Kan jika hanya ada keadaan khusus aja kunci yang dititipkan pada manager itu bisa di pergunakan.
“ Ne gwecana... Aku baik2 aja ko. Kau nggak usah kawatir dan terima kasih atas kopinya. Kau boleh pulang sekarang, nanti aku menyusul ke kantor .”
“ Ya oppa masa kau usir aku begitu saja. setidaknya tawarin aku sarapan dulu knapa sih. Aku dari bandara langsung kemari nih, blom sempat sarapan .” rajuk Eugene .
“ Salah sendiri langsung kemari bukannya pulang ke apartemenmu. Sana bikin sarapan sendiri, kalau nggak keberatan aku sekalian kau bikinkan ya .” kata JongHyun sambil berjalan ke kamar mandi.
Mulut Eugene maju setengah senti mendengar kata2 JongHyun tapi apa boleh buat kalau ingin merebut hati laki-laki maka mulailah dari perutnya begitu pepatah yang sering didengarnya dari eomma. Yang artinya ... author juga nggak tau dink #plak
***
“ Yeoboseo “ kata JongHyun sambil berjalan kearah dapur setelah habis mandi. Ternyata YongHwa hyung yang pagi2 sudah menelpon.
“ Jadi kau akan menerima warisan itu Hyung ?.” tanya JongHyun
“ Ne, aku kasihan pada anak itu. Lagipula 1 tahun itu nggak lama dan kerjaanku bisa kupindahkan kemari .” jawab YongHwa dari seberang.
“ Kau sendiri bagaimana ?.” tanya YongHwa. JongHyun tidak begitu mendengar pertanyaan YongHwa karena matanya menatap ke arah meja dapur yang diacak2 Eugene dan yeoja itu tertawa melihat tampang kesal JongHyun.
“ Hei kau sedang ngapain ?.” tanya YongHwa curiga mendengar suara perempuan pagi2 begini disisi dongsaengnya.
“ Mian hyung. Eehh aku akan lihat properti yg di wariskan appa kita minggu depan. Aku sedang sibuk saat ini.” jawab JongHyun
“ Terserah kamu lah.” sahut YongHwa dari seberang. JongHyun menekan tombol off dan bertolak pinggang melihat dapurnya yang biasanya kinclong sekarang seperti kena badai.
“ Yaaa apa kau lakukan di dapurku hingga seperti ini. Bisa masak nggak sih ?.” omel JongHyun sambil membersihkan adonan panekuk yang berceceran di lantai dan kompor.
“ Mian oppa. Kau tahu kan aku nggak bisa masak .” jawab Eugene manja.
“ Aiisshh …” JongHyun tak melanjutkan kata2nya. Kalau saja Eugene bukan anak teman baik eomma pasti sudah dari tadi dia kuusir kata JongHyun dalam hati.
***
“ Oppa boleh aku ikut ke Busan ?.” tanya Eugene saat JongHyun sedang membereskan berkas yang ada di mejanya.
“ Memang kau tidak ada kerjaan ?.” tanya JongHyun.
“ Tapi aku ingin pergi denganmu oppa .” rajuk Eugene lagi.
“ Dengar Eugene. Kalau boleh kuingatkan, dulu kau ingin serius bekerja di perusahaanku ini bukan untuk sekedar main-main. Sekarang kau ingin ikut pergi bersamaku yang jelas2 tidak ada hubungannya dengan pekerjaanmu. Kalau kau sudah tidak betah jadi cewek pekerja lagi. Silahkan mengundurkan diri.” kata JongHyun ketus.
Sudah banyak bersabar JongHyun menghadapi kelakuan manja Eugene yang tidak kompeten pada pekerjaan. Kalau bukan bujukan eommanya tak akan JongHyun menerima pekerja macam Eugene yang bisanya hanya menggosip saja. Diberi pekerjaan mudah dia menyepelekan, di beri pekerjaan agak susah mengeluh. Ciiihh maunya apa sih yeoja ini.
Mendengar perkataan JongHyun yang tegas itu Eugene mengkeret tak membantah dan beringsut perlahan keluar dari ruang JongHyun. Sesampai di luar dengan cemberut dan menghentakkan kaki Eugene berlenggang keluar kantor. Awas oppa nanti kubilang bibi Park kau tak mau mengajakku ke Busan ancam Eugene dalam hati.
***
Pemandangan Busan kala senja sungguh mempesona. Kota metropolitan ini terasa tiada hentinya bergerak. Selalu hidup walaupun malam sudah menjelang. JongHyun mengendarai mobil perlahan lahan menyusuri jalan pinggiran kota Busan sembari menikmati segarnya udara senja.
Tak berapa lama JongHyun menghentikan laju mobilnya tepat di pinggir jalan. Pandangan JongHyun tertuju pada sebuah rumah besar yang catnya sudah mulai mengelupas yang ada diseberang. Sepintas dilihat bangunan itu seakan-akan mau ambruk karena dibeberapa bagian dindingnya sudah retak, beberapa gentingnya mlorot. Tapi toh begitu halamannya yang luas terlihat asri. Beberapa rumpun tanaman bunga deasy tertata rapi.
JongHyun pov
Coba kulihat lagi alamat yg diberikan pengacara abeoji kemarin. Nanyang Road 4rd Busan. Apa benar rumah itu yang di maksud appa sebagai property warisan bagianku ?. Aaiih jelek amaaaaaatt, mana mau ambruk gitu.
Hmmm appa ternyata tau juga kalau bisnisku bergerak di bidang property hingga dia mewariskan rumah bobrok kayak gini.
Nggak kusangka appa memperhatikan jalan karier yang kupilih. Acchh mana mungkin dia memperhatikan anak-anaknya.
Tapi kalau di lihat –lihat daerah ini cukup strategis juga. Tepat di pinggir jalan yang menghubungkan Busan kota dan kota kecil bagia barat ini. Hmm …
Author pov
“ Eomma ada mobil berhenti di depan rumah kita .” kata Moon Ra yang berdiri di depan jendela dapur. Kim TaeHee menghentikan adukan sendok pada panci supnya. Apakah aku sudah di temukan ? batinnya cemas. Bergegas TaeHee mengintip dari balik kisi jendela dapur. Dilihatnya sebuah sedan mewah keluaran terbaru parkir diseberang jalan rumahnya. Tak berapa lama pengemudinya turun dan mulai berjalan membuka pagar depan dan menghampiri pintu depan rumahnya. Oh Tuhan … apakah orang itu adalah suruhannya ?
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya